Perbedaan SBMPTN 2018 Vs 2019

Ada beberapa perbedaan pada SBMPTN tahun depan yang mungkin akan bikin kamu ‘kagok’. Misalnya seperti ujian tertulis di kertas yang berubah jadi di komputer. Mau tahu lengkapnya? Simak di bawah ini, ya.

1. Metode Tes: Uji Tulis Berbasis Komputer alias UTBK

Bersiaplah, Guys karena tahun depan ujian menggunakan kertas akan ditiadakan dan diganti dengan Uji Tulis Berbasis Komputer alias UTBK. Mohammad Nasir selaku Menristekdikti optimis kalau kebijakan ini lebih terjamin prinsip adil, transparan, fleksibel, efisien, akuntabel serta sesuai dengan perkembangan teknologi di era digital.

2. Alokasi & Komposisi Daya Tampung Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN 2019

Tahun lalu, kuota penerimaan jalur SNMPTN minimum 40 persen dan SBMPTN minimum 30 persen untuk kebanyakan PTN. Sementara untuk tahun 2019 nanti, kuota penerimaan jalur SNMPTN menjadi minimum 20 persen, SBMPTN minimum 40 persen dan ujian mandiri maksimum 30%. Kamu perlu tahu kalau kebijakan daya tampung masing-masing PTN nantinya akan berbeda, jadi lakukan riset kamu dengan betul ya!

Keputusan ini diambil karena Kemenristekdikti melihat hasil penelusuran prestasi calon mahasiswa dan evaluasi akademik tahun kemarin membuat Panselnas penerimaan masuk PTN sulit membedakan mana mahasiswa yang lebih potensial.

3. Tes Kemampuan Potensi Akademik (TKPA) & Tes Kemampuan Dasar (TKD) Diganti menjadi Tes Kemampuan Skolastik (TPS) & Tes Kompetensi Akademik (TKA)

Tenang, Guys. Mungkin hanya berbeda nama saja, tapi sebenarnya TPS dan TPA tidak jauh berbeda kok seperti TKPA dan TKD. TPS merupakan tes untuk mengukur kemampuan kognitif kamu, yakni kemampuan penalaran yang dianggap sangat penting buat keberhasilan kamu di sekolah formal nanti. Sedangkan TKA merupakan tes untuk mengukur pengetahuan penguasaan materi yang kamu dapat di sekolah dan diperlukan supaya bisa berhasil di perguruan tinggi, seperti kemampuan analisis dan tesnya enggak murni hanya dari mata pelajaran.

4. Perubahan Penyelenggara – Dari Panpus SNPMB PTN Menjadi L2TMPT

Tahun-tahun sebelumnya, penyelenggara SBMPTN adalah Panpus SNPMB PTN atau Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri dan bersifat ad hoc atau berubah tiap tahun. Sedangkan untuk tahun 2019, penyelenggaranya adalah L2TMPT atau Lembaga Layanan Tes Masuk Perguruan Tinggi yang bersifat permanen dan punya kantor di Jakarta. Lembaga ini nantinya punya 2 tugas, yakni sebagai pengelola dan pengolah data calon mahasiswa baru untuk bahan seleksi jalur SNMPTN dan SBMPTN oleh rektor PTN, serta sebagai pelaksana UTBK.

5. Kesempatan Ujian: Ujian Bisa Dilakukan Dua Kali dalam Setahun

Berbahagialah Guys, sebab di SBMPTN 2019 nanti, kamu bisa melakukan tes sebanyak 2 kali dalam setahun. Jadi, kalau kamu belum puas dengan hasil tes yang pertama, kamu masih boleh ikut tes lagi. Nilai tertinggilah yang akan dijadikan acuan bagi PTN tujuan kamu. Buat kamu yang mau mengikuti tes ini, kamu harus membayar Rp200.000 untuk masing-masing tes. Meskipun artinya harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk mengikuti ujian, namun kamu diberikan kesempatan untuk membuktikan nilai kamu yang sebenarnya!

6. Pelaksanaan Tes

Untuk SBMPTN 2019, tes akan dilakukan sebanyak 24 gelombang setiap hari Sabtu dan Minggu di 85 PTN berbeda selama periode Maret-Mei 2019 (12 hari). So, tunggu saja tanggal pastinya, dan be prepared, karena Maret 2019 sudah semakin dekat!

Soal TKA Mengandung HOTS (High Order Thinking Skills)

Guys, beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan berita-berita mengenai soal HOTS yang katanya sangat sulit. Duh, terus gimana dong kalau HOTS ini ada di dalam SBMPTN? Tenang, GUys. Kamu harus tahu dulu sebelumnya apa itu HOTS dan apa gunanya buat masa depan kamu. Simak di bawah ini.

Apa Itu HOTS?

Dengan HOTS, siswa dituntut untuk bisa mengasah logika matematikacritical thinking, dan juga problem solving skillMelalui HOTS, siswa harus bisa menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk menganalisis, mengevaluasi, bahkan menciptakan sesuatu. Menurut Guru Besar ITB dalam bidang matematika, Iwan Pranoto, tiga hal tadi merupakan tiga tahap tertinggi dalam taksonomi Bloom yang dicetuskan ahli pendidikan Benjamin Bloom. Menurut Bloom, beberapa tujuan pendidikan adalah menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Kenapa SBMPTN 2019 Menggunakan HOTS?

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Bapak Nizam, menjelaskan bahwa dengan konsep kecakapan berpikir yang dikembangkan berdasarkan model taksonomi Bloom ini, siswa menjadi punya kemampuan berpikir orde tinggi sehingga bisa menyelesaikan masalah yang kompleks, berpikir kritis serta rasional. Siswa tidak sekedar menghafal pelajaran, tetapi juga mampu menganalisa, mensintesa, dan mencipta. Dengan kebiasaan menghadapi soal-soal menantang seperti HOTS, menurut Nizam pikiran siswa jadi bisa terpacu lebih berkembang supaya bisa berpikir kritis dan kreatif.

Sumber:

  1. http://www.sbmptn.ac.id/
  2. http://halo.sbmptn.ac.id/
  3. http://www.snmptn.ac.id/
  4. http://halo.snmptn.ac.id/
  5. https://ristekdikti.go.id/
  6. https://cetl.uconn.edu/critical-thinking-and-other-higher-order-thinking-skills/
  7. https://tirto.id/soal-soal-hots-yang-bikin-siswa-pusing-itu-penting-cStV